Langkau ke kandungan utama

The Seven Islamic Daily Habits Dalam Surat Al-Fatihah (siri 1)


Assalamu'alaikum semua, maaf lama menyepi diri. Banyak ber-FB sekarang, jadi blog tertinggal sedikit. Zaman serba nak cepat ni, memanglah- FB >cepat & mudah untuk tulis, link dengan U-tube, laman web, ada notes, &  senang nak delete dsb. Namun blogging ni ada kelebihan juga- copy & paste bahan yang panjang, nak tulis banyak2,masuk beberapa gambar sekali tak ada masalah. Jadi, sama2 kita baca bahan yg saya anggap baik untuk tarbiyah diri, keluarga, sahabat handai, & masyarakat. Tarbiyah & dakwah wajib bagi kita, insyaAllah.

________________________________________________________________________________

The Seven Islamic Daily Habits Dalam Surat Al-Fatihah

Oleh: Abu ANaS
Kirim Print
cl0079Mukaddimah
Di masyarakat banyak sekali amalan-amalan mulia yang sudah sejak lama mentradisi. Banyak orang yang mengamalkan doa dan dzikir pagi dan petang. Mereka membacanya setelah shalat subuh dan shalat Maghrib. Di masyarakat Betawi; ada yang biasa baca yasinan pada malam jum’at, dan ada yang membacanya pada jum’at pagi ba’da shalat subuh. Dan kita sering mendengar pembawa acara mengajak kita bersama-sama untuk membaca surat al-fatihah untuk kita hadiahkan kepada orang yang sudah meninggal dunia atau orang yang sedang sakit dan seterusnya.
Namun amalan-amalan mulia tersebut terkesan mulai kehilangan makna aslinya. Dzikir pagi dan petang yang menyuratkan dan menyiratkan pesan evaluasi diri seorang muslim akan pekerjaan hariannya  hanya dijadikan wirid setelah wirid setelah shalat. Al-fatihah surat yang teragung itu ternyata hanya dipakai untuk mengirim hadiah kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia. Begitu juga dengan surah Yasin yang kandungannya begitu hebat, kin lebih terkesan dijadikan surat untuk seremonial atau untuk orang yang sedang sekarat saja.
Apakah ajaran Islam memang seperti itu? Apakah praktek keberagamaan hanya untuk mengumpulkan pahala akhirat?
Jawabannya adalah bahwa ajaran Islam tidak sekadar bekal buat akhirat, tetapi di dalamnya terdapat kunci-kunci pengantar sukses, ilmu dan peradaban, akhlaq dan etika serta estetika, membawa umatnya tidak sekadar bahagia diakhiratnya kelak, tapi juga memberikan kebahagiaan di dunia, kesuksesan dalam bekerja dan berkarya serta mampu menjadi pemimpin dunia.
Karena itulah kita selalu diminta oleh Allah untuk berdoa kepada Allah tidak sekadar kebahagiaan di dunia namun juga meminta kepada akhirat. Allah SWT berfirman:
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ. وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia”, dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka” (Al-Baqarah:200-201)
Dan untuk menuju kebahagiaan akhirat harus melalui jalan yang telah disediakan di dunia dan tidak melupakannya. Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qasahash:77)
Dan di antara ajaran Islam yang disampaikan Allah melalui wahyu-Nya danoleh Nabi saw melalui haditsnya, akan kita dapatkan lautan ilmu dan pengetahuan, akhlaq dan syariat, serta aturan yang dapat dijadikan sebagai pegangan hidup menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dan surat Al-fatihah adalah salah satu surat yang Allah turunkan untuk umatnya, laksana samudra yang tidak pernah kering untuk digali mutiara-mutiaranya. Di dalamnya terdapat beribu hikmah yang tidak mungkin bisa ditangkap semua dimensinya oleh satu dua orang atau bahkan ribuan orang. Al-fatihah, memiliki banyak multi dimensi yang gemerlap dari semua sisinya. Bukan sekadar bacaan yang kita ulang sebanyak 17 kali dalam sehari semalam, atau lebih dari itu, bukan sekadar suguhan hadiah yang dipersembahkan oleh yang masih hidup kepada yang sudah meninggal, atau yang sehat kepada yang sedang menderita sakit dan lain sebagainya. Namun al-fatihah merupakan surat paling agung yang diturunkan Allah kepada manusia. Dari namanya yang beragam mengisyaratkan akan keistimewaan dan kelebihannya; ummul kitab, ummul qur’an, al-kafiyah, as-syifa, as-sab’ul matsani, al-qur’an al-azhim.
Tujuh aktivitas (kebiasaan) Islami sehari-hari, yang coba diambil dari surat Al-Fatihah juga menjadi bagian yang perlu kita perhatikan, sehingga dengan demikian dapat menjadi bagian dari akhlaq yang membimbing kita ke jalan yang lurus dan baik di dunia dan akhirat.
Dan umat tidak boleh terlepas dari 7 kebiasaan ini sebagaimana ia tidak boleh lupa dan alpa apalagi tidak melakukannya untuk membaca Al-Fatihah pada saat mendirikan shalat. Dari surat al-fatihah dapat kita ambil pelajaran akan tujuh prinsip dasar seorang muslim dalam bekerja dan berkarya serta menjalani kehidupannya sehari-hari. Dan tujuh prinsip ini pula yang menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia; yaitu spiritual, intelektual dan emosional. Yang dapat disingkat dengan B5KB;
1. Bismillah dalam memulai setiap pekerjaan,
2. Bersyukur atas segala nikmat yang diterima,
3. Berfikir positif terhadap Allah dan berkasih sayang terhadap sesama,
4. Berorientasi akhirat, 5. Bahagiakan hidup dengan ibadah dan doa,
6. Konsisten dalam komitmen,
7. Bercermin.
Rasulullah saw memahami betul akan kehebatan Al-Fatihah. Karenanya, beliau sangat antusias mengajarkannya kepada para sahabat. Keseriusan Nabi saw mengajarkan Al-fatihah tampak dari rentang waktu beliau mensosialisasikan dan mengajarkan maknanya. Meskipun surat ini diturunkan di Mekah, tetap beliau tetap mengingatkan makna keagungan surat ini hingga periode Madinah.
Di antara hadits-hadits yang menjelaskan antusiasme Rasulullah saw mengajarkan surat ini adalah:
Dari Abu Sa’id Al-Mu’alla berkata: Aku tengah shalat di masjid, lalu Rasulullah saw memanggilku, dan akupun menjawab panggilan beliau. Aku berkata: Ya Rasulullah, tadi aku sedang shalat. Beliau berkata: Bukankah Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu”. Kemudian beliau berkata kepadaku: “Aku sungguh akan mengajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum kamu keluar dari masjid”. Kemudian beliau memegang tanganku. Ketika beliau ingin keluar, aku berkata kepadanya: bukankah Engkau berkata akan mengajarkan kepadaku suatu surat yang paling agung dalam Al-Qur’an? Beliau berkata: Al-hamdulillah Rabbi al-alamin”, ia adalah tujuah ayat yang berulang dan Al-Quran yang agung yang dianugerahkan kepadaku.(Bukhari)
Dari Abu Hurairah dari Ubay bin Ka’ab berkata, Rasulullah saw bersabda: “Allah tidak pernah menurunkan di dalam Taurat maupun di dalam injil seperti ulumul Qur’an. Ia adalah tujuh ayat yang berulang, ia terbagi dua, antara Allah dengan hamba-Nya dan bagi hamba-hamba-Nya tergantung apa dia minta”. (Tirmidzi).
Sebelum kita memasuki kajian tentang 7 Kebiasaan Islami Sehari-hari dalam surat Al-Fatihah, ada baiknya kita mengenal lebih dahulu tentang surat al-fatihah itu sendiri:
* Surat ini terdiri atas 7 ayat.
* Termasuk surat-surat Makkiyah, termasuk surat yang pertama kali diturunkan secara lengkap.
* Dinamakan “al-fatihah” yang artinya pembuka, karena merupakan dari surat-surat yang lainnya. Bahkan umat islam juga banyak menjadikannya sebagai pembuka setiap acara atau kegiatan.
Nama-nama lain surat al-fatihah:
* UMMUL QUR’AN = Induk Al-Quran
* UMMUL KITAB = Induk al-Kitab; karena al-fatihah merupakan induk semua isi Al-Quran, serta menjadi inti sari dari kandungan Al-Quran dan karena diwajibkan membacanya pada tiap-tiap shalat.
* AS-SAB’UL MATSANI = tujuh yang berulang-ulang karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam shalat.
* AS-Syifa = Obat
* AL-KAFIYAH= Yang cukup, karena dengan memahami betul kandungan isi surat Al-fatihah maka sudah cukup baginya memahami kandungan surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an.
Pokok-pokok isi kandungan surat al-fatihah
* IMAN = 1-4 (mengandung keimanan kepada Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, Pencipta, Pemberi Rizki, Pengatur alam dan Allah yang Memiliki kerajaan dan hari pembalasan
* IBADAH DAN DOA = 5 (mengandung ungkapan ikhlas hanya kepada Allah manusia beribadah, berserah diri dan mengabdi serta bertawakkal dan berdo’a.
* HUKUM-HUKUM = 6 (mengandung petunjuk jalan kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat)
* KISAH-KISAH = 7 (mengandung kisah umat terdahulu; 1. umat yang beriman, 2. umat yang dimurkai (Yahudi) dan 3. umat yang tersesat (Nasrani).
Catatan:
Tulisan ini merupakan ringkasan dari sebuah buku yang ditulis oleh Al-Mukarram Ust. Harjani Hefni, dengan judul The Seven Islamic Daily Habits, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan pahala dari apa yang telah beliau sumbangkan, dan semoga tulisan ini menjadi sarana menyebarkan dan mensosialisasikan tulisan yang sangat bermanfaat ini.

Ulasan

SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259

Catatan popular daripada blog ini

Pelita Minyak Tanah

Salam, Dulu, zaman 1960'an, keluargaku menggunakan lampu minyak tanah di rumah...minyak tanah=minyak gaih, istilah oghang Utagha. Belum ada bekalan elektrik lagi masa tu. Tiba waktu Maghrib, aku atau kakakku atau abangku akan mula menyalakan lampu ni. Mula2 ambil 4-5 biji lampu yang disimpan di bawah 'lemari '(almari) barang2, cabut kepalanya & tuangkan minyak tanah dgn menggunakan corong plastik. Lampu ni ada yang tiada tiang dan ada yang ada tiang (tinggi >< gelen="~30liter?"> Selepas tu, pastikan sumbunya (dibuat drp tali guni) cukup panjang. Jika tidak cukup panjang utk menyala hingga ke pagi, maka kami kena menukarkan sumbu tersebut terlebih dahulu sebelum kami menyalakan lampu2 ini. Lampu2 inilah kami guna utk memasak, basuh pinggan mangkuk, solat, baca Al-Qur'an, buat kerja rumah, buat kuih muih (masa tu emakku buat cucur jual di kedai2 kopi), malah pergi ke luar rumah dsb, semuanya guna lampu ini. Dengan lampu inilah juga aku belajar, meng

Tafsir Surah Al-Fatihah, ayat 1-3 (Syeikh Abul A'la Al-Maududi)

1.  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiim) (1:1) In the name of Allah, the Merciful, the Compassionate  *1 *1)  One of the many practices taught by Islam is that its followers should begin their activities in the name of God. This principle, if consciously and earnestly followed, will necessarily yield three beneficial results. First, one will be able to restrain oneself from many misdeed, since the habit of pronouncing the name of God is bound to make one wonder when about to commit some offence how such an act can be reconciled with the saying of God's holy name. Second, if a man pronounces the name of God before starting good and legitimate tasks, this act will ensue that both his starting point and his mental orientation are sound. Third - and this is the most important benefit - when a man begins something by pronouncing God's name, he will enjoy God's support and succour; God will bless his efforts and protect him from the machin

Aku dan Silat Seni Gayung

Salam semua, Aku mula ceburi alam persilatan mulai 1hb Mei 1975 (hari Buruh...aku masih ingat lagi tarikh nih),ketika aku di Tingkatan 3 di SMSPP. Majlis mandi tapak di Surau Asrama Putera, oleh Cikgu Ahmad Ismail (Mad Putih@Mat Jepun...itu gelarannya di kalangan pesilat Gayung. Mat Hitam- Allahyarham Cikgu Ahmad Lazim. Mat Jepun sebab dia bersama Cikgu/Dato' Abd Majid Mat Isa ke negara Jepun buat demo keris di sana,tahun 70an...org2 Jepun semua kagun dgn silat kita.) Kini, Cikgu Mat Putih ni masih mengajar Silat Gayung Warisan di Ipoh,Perak. Saya berjumpa beliau kali akhir di Kpg Air Kuning,Taiping ketika menziarahi kematian Allahyarhamah Cikgu Siti Kalsum. Ketika di sekolah tu, antara tonggak2 utama gurulatih kami ialah Cikgu Taher Saad (Pak Cu Taher), Cikgu Abd. Rahim (adik Cikgu Mad Putih), Cikgu Said, Cikgu Mansor, Allahyrham Cikgu Ishak (Alma, abang Cikgu Yaakub- Ketua Gurulatih Tertinggi PSSGM P. Pinang), Cikgu Saad (Ad Misai) dan beberapa gurulatih lain. Dato' Abd. Maj